Senin, 16 Maret 2015

Makalah Manajemen Mutu - Faktor Penentu Mutu Produk


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Unsur Dasar yang Mempengaruhi Hasil
Terdapat 6 unsur dasar yang mempengaruhi hasil (output), yaitu :
1.      Manusia
Sumber daya manusia adalah unsure utama yang memungkinkan terjadinya proses penambahan nilai (value added). Kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas (task) adalah kemampuan (ability), pengalaman, pelatihan (training) dan potensi kreativitas yang beragam, sehingga diperoleh suatu hasil (output).
2.      Metode (Method)
Hal ini meliputi prosedur kerja di mana setiap orang harus melaksanakan kerja sesuai dengan tugas yang dibebankan pada masing-masing individu. Metode ini harus merupakan prosedur kerja terbaik.
3.      Mesin (Machines)
Mesin atau peralatan yang digunakan dalam proses penambahan nilai menjadi output. Dengan memakai mesin sebagai alat pendukung pembuatan suatu produk, memungkinkan berbagai variasi dalam bentuk, jumlah, dan kecepatan proses penyelesaian kerja.
4.      Bahan (Matherials)
Bahan baku yang diproses produksi agar menghasilkan nilai tambah menjadi output, jenisnya sangat beragam. Keragaman bahan baku yang digunakan akan mempengaruhi nilai output yang beragam pula. Bahkan perbedaan bahan baku (jenisnya) mungkin dapat pula menyebabkan proses pengerjaannya.
5.      Ukuran (Measurement)
Dalam setiap tahap proses produksi harus ada ukuran sebagai standar penilaian, agar setiap tahap proses produksi dapat dinilai kinerjanya. Kemampuan dari standar ukuran tersebut merupakan faktor penting untuk mengukur kinerja seluruh tahapan proses produksi, dengan tujuan agar hasil (output) yang diperoleh sesuai dengan rencana.
6.      Lingkungan (Environment)
Lingkungan di mana proses proses produksi berada sangat mempengaruhi hasil atau kinerja proses produksi. Bila lingkungan kerja berubah, maka kinerja pun akan berubah pula. Bahkan faktor lingkungan eksternal pun dapat mempengaruhi kelima unsur tersebut di atas sehingga dapat menimbulkan variasi tugas pekerjaan. Hal tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
B.     Jalur dalam Proses Produksi
tahapan proses produksi dapat digambarkan dalam bentuk aliran (flow) bahan untuk diproses dalam rangka value added (nilai tambah). Aliran bahan atau informasi selama proses pengerjaan didefinisikan sebagai sistem di mana pekerjaan dibentuk atau dilaksanakan.
Berdasarkan aliran (flow) proses produksi dapat dikelompokkan menjadi:
a.       Aliran jalur tunggal (single path flow)
Sesuai namanya “jalur tunggal” (single path) berarti mempunyai jalur tunggal untuk mengalirnya bahan baku dari mesin satu ke mesin berikutnya (material handlings).
Input pertama dimasak pada mesin 1, 2, 3, dan 4. Setelahitu diproses lebih lanjut dalam mesin 5 dan 6. selanjutnya “barang setengah jadi”  (work in process) di masak lagi dalam mesin 7, 8, 9, dan10. Setelah itu keluar menjadi produk (finished goods).
b.      Aliran jalur ganda (multiple path flow)
Aliran jalur ganda adalah aliran proses produksi yang sejak awalnya menggunakan jalur proses dalam jumlah lebih dari satu.
Semula input dibagi menjadi 2 jalur proses, yaitu melalui mesin 1, 2 dan mesin3, 4. Barang setengah jadidari mesin 1, 2 proses berturut-turut di dalam mesin 5, lalu mesin 7, 8. Sedangkan barang setengah jadi dari mesin 3, 4 diproses lebih lanjut dalam mesin 6, terus ke mesin 9, 10. Selanjutnya barang setengah jadi mesin 7, 8 digabung (dirakit) dengan barang setengah jadi mesin 9, 10, sehingga diperoleh output (finished goods atau barang jadi).
C.    Beberapa Faktor Penentu Mutu Produk
Mutu barang atau jasa ditinjau dari sisi produsen, di mana mutu produk dipengaruhi oleh berbagai hal berikut;
a.       Bentuk rancangan dari suatu barang atau jasa (designing).
b.      Bahan baku baku yang digunakan (raw material).
c.       Cara atau proses pembuatannya yaitu teknologi yang digunakan untuk membuat barang tersebut (technology).
d.      Cara menjualnya atau cara mengirimnya ke konsumen termasuk cara mengemasnya. Dalam hal ini cara melayani konsumen (packaging and delivering).
e.       Digunakan atau dipakainya barang atau jasa tersebut oleh konsumen (using).
1.      Mutu dan Bentuk Barang (designing)
Dalam kehidupan kita ternyata terdapat berbagai jenis barang yang mutunya dipengaruhi oleh bentuknya. Walaupun memang untuk barang-barang tertentu bentuknya tidak pernah berbeda dan tidak pernah berubah serta tidak ada hubungannya dengan mutu barang.
Barang yang mutunya dipengaruhi oleh bentuk rancangannya, misalnya mobil. Mengapa demikian? Konon bentuk “muka mobil” yang datar akan mendapat “halangan yang besar” dari udara atau angin, sehingga lajunya pun lancer dan tidak boros bensin. Hal itu berarti bahwa mobil yang lancip (streamline) lebih baik dibandingkan mobil yang tidak lancip. Hal serupa berlaku untuk bentuk rancangan pesawat terbang.
Adakah pada usaha kecil di mana bentuk barang mempengaruhi mutu? Bakso yang berbentuk bulat kecil dimasaknya akan lebih menyerap bumbu dibandingkan bakso sebesar bola voli (kalau ada), sehingga bakso bulat kecil dapat lebih lezat dan matangnya menyeluruh. Demikian pula kue tar, bila kue tar terlalu besar dan tebal, mungkin waktu diovennya bisa gosong atau bantat. Lain halnya bila kue tar tersebut dalam ukuran dan tebal yang normal. Memasaknya pun dalam oven dapat diatur tidak gosong dan tidak bantat, sehingga rasanya lezat.


2.      Mutu dan Jenis Bahan Baku yang Digunakan
Di dunia bisnis, memang terdapat ragam bahan baku yang dibedakan satu sama lain dari jenis dan mutunya, misalnya tempe yang baik bila 100% bahannya dari kacang kedelai nomor satu. Artinya kacang kedelai yang merupakan bahan baku tempe tersebut telah dipilih agar mutunya baik. Sedangkan tempe yang mutunya kurang baik, bila bahan bakunya tidak semuanya kedelai tetapi dicampur kacang lain. Di samping mutu kacang kedelainya bukan kacang kedelai pilihan.
Demikian pula kopi yang baik bila bahannya 100% dan biji kopi pilihan yang nomor satu. Sedangkan kopi dengan mutu yang jelek adalah kopi yang bahannya bukan biji yang baik bahkan dicampur jagung misalnya. Bahkan jenis kopi sendiri terdapat banyak ragam, misalnya robusta, arabika, dan lain-lain. Demikian pula produk-produk yang lain dipengaruhi bahan bakunya.
3.      Proses Pengolahan
Proses pengolahan dipengaruhi pula oleh teknologi yang digunakan.  Teknologi yang digunakan dalam proses produksi mempengaruhi pula mutu produk yang dihasilkan. Untuk member gambaran yang jelas tentang bahan-bahan dan proses produksi yang mempengaruhi mutu produk jadi, berikut ini akan diterangkan secara lebih rinci.
Bila dibuat diagramnya, maka proses pembuatan suatu barang adalah sebagai berikut
a)      Satu Tahap Proses Produksi
Contoh proses produksi satu tahap, misalnya:
Mengetik surat, di mana kertas dipasang pada mesin tik, lalu diketik dan jadi surat. Mesin tik yang baik, proses pengetikan baik disertai kertas yang baik, maka suratnya pun baik.
Bila pembuatan surat dengan computer dan pengetik yang handal, hasil suratnya akan jauh lebih baik.
b)      Lebih dari Satu Tahap Proses Produksi
Selain dari proses produksi hanya 1 tahap saja, maka ada pula proses produksi bertahap, artinya lebih dari satu tahap. Misalnya:
1)      Membuat tape singkong: bahan baku singkong telah dikupas lalu direbus (tahap I). setelah singkong rebus ditiriskan, lalu dibubuhi ragi untuk fermentasi (tahap II). Setelah difermentasi, beberapa hari, maka diperoleh tape singkong.
2)      Membuat roti: adonan diaduk, lalu dicetak kemudian dipananskan dalam oven. Baru kemudian diperoleh roti yang masak. Di sini pun, bila teknologi yang digunakan baik, maka hasil produknya pun baik.
Hubungan bahan baku – proses produksi – mutu barang jadi, adalah:
Bahan Baku
Proses Produksi (Teknologi)
Mutu Barang Jadi
-          Bermutu baik
-          Bermutu tidak baik
-          Bermutu baik
-          Bermutu tidak baik
Baik
Baik
Tidak baik
Tidak baik
Baik
Tidak baik
Tidak baik
Tidak baik

4.      Mutu Berkaitan dengan Cara Pengangkutan dan Pembungkusan
Pengaruh dari cara pengangkutan atau cara distribusi yang kurang baik atau terdapat pembungkus yang rusak, sehingga barang yang diterima di tingkat pengecer, kondisi fisik atau sifat dari produknya telah berubah. Jadi, cara pengangkutan barang mempunyai pengaruh terhadap mutu barang.


5.      Mutu dengan Perkembangan Teknologi dan Cara Pelayanan
Kembali kepada tujuan membuat barang dengan mutu yang baik adalah agar barang tersebut laku di pasar. Namun demikian bisa saja terjadi, walaupun mutu barang baik, tetapi tidak laku di pasar. Mengapa demikian, dibawah ini akan dijelaskan penyebabnya.
1.      Barang tersebut tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi yang ada. Misalnya :
a.       Komputer PC jenis XT dianggap tidak baik, karena telah ada produk lain yang lebih canggih yakni jenis AT.
b.      TV hitam putih akan kalah bersaing dibandingkan TV berwarna.
2.      Pelayanan menjual yang jelek, misalnya para pelayan di tingkat pengecer kurang ramah pada pembeli. Padahal dalam konsep mutu terpadu pelanggan adalah raja
3.      After sales service (jasa pelayanan purnajual) juga mempengaruhi mutu keseluruhan barang, artinya produk-produk tanpa pelayanan purnajual dapat dianggap produk yang tidak bermutu secara umum dan dihindari konsumen. Hal ini terutama untuk barang-barang elektronik. Mereka (para konsumen) hanya akan membeli barang, bila barang tersebut mudah diperbaiki.




DAFTAR PUSTAKA

Edward Sallis, Total Quality Management In Education : Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, IRCiSoD, Jogjakarta, 2011.
James A. F. Stoner, dkk, Manajemen, Indeks, Jakarta, 1996.
Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 : Studi Kasus dan Analisis, Bumi Aksara, Jakarta, 2004.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar