Senin, 19 Mei 2014

Perencanaan Tata Letak


PEMBAHASAN
A.    Pentingnya  Strategi Keputusan Tata Letak
Tata letak merupakan satu keputusan yang penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategi karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang differensiasi, biaya rendah dan respon cepat.
Tujuan dari strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Secara lebih terperinci layout fasilitas bertujuan untuk mengguanakan ruangan yang tersedian seefektif mungkin, meminimumkan biaya pengangan bahan dan jarak angkut, menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, menyederhanakan proses produksi, mendorong semangat dan efektivitas kerja para karyawan dan barang-barang yang sedang diproses, serta menghindari berbagai bentuk pemborosan.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam stategi tata letak adalah sebagai berikut:
1.      Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2.      Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik.
3.      Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4.      Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5.      Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).
Dan tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:
1.      Peralatan penanganan bahan.
2.      Kapasitas dan persyaratan luas ruang.
3.      Lingkungan hidup dan estetika.
4.      Aliran informasi.
5.      Biaya perpindahan antar-wilayah kerja yang berbeda.
B.     Perencanaan Layout
Langkah pertama yang harus dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah melihat pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi-fungsi yang dimiliki produk tersebut. Manajemen selalu berusaha membuat barang-barang dengan kualitas yang baik dan biaya serendah mungkin, sehingga perlu ditentukan perencanaan produk dengan layout berdasarkan perbandingan teknis dan biayanya.
Langkah selanjutnya dalam merencanakan layout adalah menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Untuk melaksanakan ini, maka faktor efisiensi menunjukkan bahwa pabrik mungkin tidak beroperasi pada kapasitas penuh (100%), dan hal ini menimbulkan kekeliruan sceduling, semakin rendah faktor efisiensi, semakin besar kapasitas yang dibutuhkan. Jadi apabila diperlukan 1000 satuan produk dan tiap satuan produk membutuhkan 0,4 jam kerja, maka total jam mesin yang dibutuhkan yaitu:
             (apabila faktor efisiensinya adalah 70%)
Waktu 0,4 jam kerja mesin per satuan produk diperoleh dari waktu standar atau waktu yang diperkirakan dengan memerhatikan cadangan kerusakan 4%, mak hal ini akan menaikkan total jam kerja mesin yang dibutuhkan menjadi:
Apabila digunakan 40 jam kerja per minggu dalam setiap tahun, maka jumlah kebutuhan mesinya :
C.    Tipe-Tipe Tata Letak
1.      Tata letak dengan posisi tetap
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembangunan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.
Kelebihan layout dengan posisi tetap:
a.       Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda-beda.
b.      Dapat diletakkan dimana saja sesuai kebutuhan.
c.       Tidak memerlukan bangunan pabrik.
Kelemahan layout dengan posisi tetap:
a.       Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layoutnya
b.       Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit
c.       Biasanya keamanan barang-barang di sekitar pembuatan barang harus dijaga dengan baik karena rawan pencurian.
2.      Tata letak yang berorientasi pada proses
Tat letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat pembuatan produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau disaat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi  contoh yang baik bagi tata letak yang berorientasi pada proses adalah rumah sakit atau klinik.
      Kelebihan dari tata letak ini diantaranya:
a.       Adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja.
b.      Sangat baik untuk menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak yang berorientasi proses terletak pada Peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik.
Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, stategi yang paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk meminimalkan biaya penanganan bahan. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan tergantung kepada:
a.       Jumlah muatan (orang) yang harus dipindahkan diantara dua departemen selama bebrapa waktu
b.      Biaya memindahkan muatan (orang) yang berkaitan dengan jarak antar-departemen.
Tujuan fungsi tersebutdapat dinyatakan dengan rumus:
Biaya minimum = Xij Cij
Dimana n = jumlah total stasiun kerja atau departemen
                                    I,j = masing-masing departemen
                                    Xij= jumlah beban yang dipindahkan dari departemen i ke departemen j
                                    Cij=biaya untuk memindahkan beban antara departemen i dan departemen j


3.      Tata letak kantor
Perbedaan utama antara tata letak kantor (office Layout) dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para menejer menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan. Misalnya seorang direktur teknologi itu seharusnya: a. Dekat dengan wilayah para insinyur, b. Kurang dekat dengan sekretaris dan pusat data, c. Tidak perlu dekat dengan ruang fotokopi dan gudang.
4.      Tata letak ritel
Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi tergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak menejer ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Karena semakin besar produk yang dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengambilan investasi juga semakin tinggi.
Berikut lima ide yang digunakan dalam menentukan pengaturan toko secara keseluruhan:
a.       Tempatkan barang yang sering dibeli oleh pelanggan disekitar batas luar toko.
b.      Gunakan lokasi strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki nilai keuntungan besar. Seperti peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampo.
c.       Distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” yaitu barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja.
d.      Gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi.
e.       Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhatian pertama pelanggan.
Tujuan utama dari tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai kaki persegi. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan diantaranya:
a.       Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan yaitu karakteristik latar belakang seperti pencahayaan, suara, bau dan suhu.
b.      Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi meliputi rencana pola sirkulasi pelanggan karakteristik lorong dan pengelompokan produk.
c.       Tanda, simbol dan patung yang merupakan karakteristik desain bangunan yang memiliki arti sosial.
5.      Tata letak gudang
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal diantara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi barang masuk, penyimpanan dan transportasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang. Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan penyusutan, tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan bahan dalam gudang.
Ada dua istilah yang digunakan dalam tat letak gudang dan penyimpanan yaitu:
Cross-Docking berarti menghindari penempatan bahan atau barang-barang dalam gudang dengan langsung memproses mereka saat diterima.
Dalam Customizing gudang dapat menjadi tempat dimana nilai ditambahkan melalui customizing ini. Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang berguna untuk menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar dimana terdapat perubahan produk yang sangat cepat.

6.      Tata letak proses produksi berulang dan berorientasi pada produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau lembaga yang sama dengan memiliki volume tinggi, dan bervariasi rendah. Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan lini perakitan. Lini pabrikasi membuat komponen seperti ban mobil atau komponen logam sebuah kulkas pada mesin. Sedangkan lini perakitan meletakkan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Lini pabrikasi cenderung dipacu oleh mesin dan membutuhkan perubahan mekanis dan rekayasa untuk membuat keseimbangan. Sedangkan lini perakitan cenderung dipacu oleh tugas yang diberikan kepada karyawan atau pada stasiun kerja. Karena itu, lini  perakitan dapat diseimbangkan dengan memindahkan satu tugas dari satu orang ke orang lainnya.
      Tujuan manajemen adalah untuk menciptakan aliran yang halus dan kontinu di sepanjang lini perakitan dengan waktu kosong yang minimal pada setiap stasiun kerja. Lini perakitan yang seimbang memiliki keunggulan dari utilisasi karyawan dan fasilitas yang tinggi dan kesamaan beban kerja antar karyawan. Beberapa kontrak dari serikat pekerja masyarakat bahwa beban kerja harus sama atau hampir sama di antara pekerja yang berada pada lini perakitan yang sama.. tujuan tata letak yang berorientasi pada produk adalah untuk meminimalkan ketidakseimbangan dalam lini pabrikasi atau perakitan.
      Keuntungan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1.      Rendahnya biaya variable per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2.      Biaya penanganan bahan yang rendah.
3.      Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4.      Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
5.      Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1.      Dibutuhkan volume yang tinggi.
2.      Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga tergangggu.
3.      Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang berbeda.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya strategi keputusan tat letak (layout fasilitas) untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Secara lebih terperinci layout fasilitas bertujuan untuk mengguanakan ruangan yang tersedian seefektif mungkin, meminimumkan biaya pengangan bahan dan jarak angkut, menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, menyederhanakan proses produksi, mendorong semangat dan efektivitas kerja para karyawan dan barang-barang yang sedang diproses, serta menghindari berbagai bentuk pemborosan.
Dan langkah pertama yang harus dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah melihat pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi-fungsi yang dimiliki produk tersebut. Langkah selanjutnya dalam merencanakan layout adalah menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
Selanjutnya, tipe-tipe pendekatan tata letak, antara lain:
a.       Tata letak dengan posisi tetap
b.      Tata letak yang berorientasi pada proses
c.       Tata letak kantor
d.      Tata letak ritel
e.       Tata letak gudang
f.       Tata letak proses produksi berulang dan berorientasi pada produk




DAFTAR PUSTAKA
Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000.
Hery Prasetya, Fikri Lukiastuti, Manajemen Operasi, Medpress, Yogyakarta, 2009.
Jay Heizer, Barry Render, Operations Mnanagement, ed. Ke7, Salemba Empat, Jakarta,2005.

Rabu, 07 Mei 2014

APORAN HASIL DIAGNOSIS INDUSTRI KECIL MENENGAH “JENANG MATAHARI” DI DESA TEMULUS KABUPATEN KUDUS



LAPORAN HASIL DIAGNOSIS INDUSTRI KECIL MENENGAH “JENANG MATAHARI” DI DESA TEMULUS KABUPATEN KUDUS

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terwujudnya Laporan Hasil Diagnosis pada Home Industri JENANG MATAHARI. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat terhadap Stakeholder IKM di Kabupaten Kudus dan terhadap Home Industri  JENANG MATAHARI sendiri.
             Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan perusahaan yang lebih banyak jumlahnya di negara kita Indonesia khususnya Kabupaten Kudus yang kita inginkan untuk lebih maju ini. Seiring perkembangan jumlah IKM yang cukup pesat di Kabupaten Kudus, diharapkan pula lebih banyak uluran material / non material dari pemerintah untuk memajukan IKM di Kabupate Kudus.
             Kebanyakan IKM dewasa ini banyak memprihatinkan karena kemampuan menerapkan manajemen perusahaaan yang belum begitu baik terhadap bidang-bidang manajemen perusahaan, dalam hal ini mereka belum begitu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Salah satu faktor juga mengapa demikian karena tingkat pendidikan para pengusaha IKM rendah.
             Dengan kondisi demikian, mau tidak mau pengusaha IKM khususnya pengusaha Home Industri JENANG MATAHARI harus terus meningkatkan pendidikan dan memperbanyak pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pendalaman profesi sebagai pengusaha. Di samping itu mereka tetap membutuhkan partisipasi dan perhatian dari aparatur pemerintah guna meningkatkan manajemen perusahaan mereka, produksi pemasaran, keuangan, hingga meningkatkan daya saing produk IKM mereka.
             Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan penulisan Laporan Hasil Diagnosis pada Home Industri JENANG MATAHARI masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan demi kesempurnaan penulisan laporan ini.

                                                                                                           Kudus, 20 Maret 2014


                                                                                                            Penulis 







BAB I  
PENDAHULUAN
 1.A. Latar Belakang

            Keberhasilan bidang industri akan berdampak luas antara lain terhadap perluasan kesempatan kerja dan perusahaan, pendapatan devisa, peningkatan nilai produksi, peningkatan daya saing industri,kulitas SDM serta penguasaan teknologi.
        Mengingat perindustrian sebagai motor penggerak yang efisien dalam mewujudkan pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, kemajuan dan kemandirian bangsa, maka industri harus mengembangkan misi sebagai penggerak utama dan ujung tombak pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan senantiasa mengamankan neraca perdagangan dan mengendalikan inflasi di dalam era perdagangan yang semakin bebas.
          Seiring dengan itu maka strategi pembagunan industri adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas dan peran serta masyarakat yang didorong oleh terwujudnya koordinasi,integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi secara sinergi dalam memanfaatkan sumber daya. Di bidang industri kebijakan pembangunan industri difokuskan untuk mengembangkan industri yang efisien dengan wawasan ke depan dengan kualitas produknya yang semakin baik sehingga dapat bersaing, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor dengan nilai tambah yang tinggi, Kualitas produksi dalam negeri yang baik akan menimbulkan rasa cinta masyarakat konsumen kepada produk dalam negeri, berdampak pada perluasan pasar yang dapat meningkatkan efisiensi industri nasional dan sekaligus  menekan laju pertumbuhan impor sebagai dampak dari perdagangan bebas.
             Berdasarkan uraian tersebut di atas untuk mengurangi kesenjangan kemampuan antar pelaku ekonomi dengan pelaku industri, dilakukan kegiatan untuk meningkatkan peran industri kecil melalui peningkatan kemampuan mengelola usaha dan wawasan kewiraswastaan yaitu dengan melakukan atau melaksanakan diagnosis pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang ada. Hasil diagnosis IKM tersebut akan dituliskan dalam bentuk laporan. Laporan ini dapat menjadi panduan (penuntun) bagi pihak pemerintah terutama pihak pengusaha  IKM tersebut. Maksudnya dengan adanya laporan ini pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk memajukan IKM tersebut. Dengan laporan ini juga pengusaha dapat mengetahui  kekurangan dan kelemahan yang ada pada perusahaannya sehingga si pengusaha dapat mengambil keputusan untuk melaksanakan tindak lanjut dari permasalahan yang ada. Dengan adanya hal tersebut diharapkan adanya kemajuan dan peningkatan pada IKM tersebut.
  



1.B. Maksud dan Tujuan

            Maksud pelaksanaan diagnosis ini untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan.         Tujuan pelaksanaan diagnosis ini adalah untuk mengetahui perkembangan Home Industri JENANG MATAHARI, sehingga gambaran perkembangan perusahaan tersebut bisa didapatkan lebih jelas, dan jawaban-jawaban permasalahan terhadap perkembangan Home Industri JENANG bisa disampaikan kepada pengusaha itu sendiri.

1.C. Ruang Lingkup

            Ruang lingkup diagnosis Home Industri JENANG MATAHRI adalah diagnosis terhadap Analisa SWOT, Analisa Proses Produksi, Tata Letak, Pengangkutan dan Lapangan Kerja, Kualitas Produksi, Kontrol Material dan pembelian.


























BAB II
 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.A. Profil Home Industri JENANG MATAHARI
Ø  Nama IKM                  : JENANG MATAHARI
Ø  Nama Pemilik              : A. Imam Sutiyo
Ø  Alamat Rumah            : Desa Temulus 7/1, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus
Ø  Tempat Usaha             : Desa Temulus 7/1, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus
Ø  Didirikan                     : Tahun 1992
Ø  Modal awal usaha       : Rp.± 4.000.000,- ( modal sendiri )
Ø Pelanggan                    : warga Desa Temulus dan sekitarnya dan di Kabupaten Kudus
Ø  Jumlah karyawan        : 8 Orang
Ø  Waktu kerja                : Senin – Sabtu, 08.00 WIB – 16.00 WIB

2.B. Riwayat Perusahaan
           
 Jenang Matahari di desa Temulus adalah makanan khas Indonesia diproduksi oleh PJ. Matahari Kudus Jawa Tengah - Indonesia. Perusahaan yang memproduksi jenang dengan merk Matahari ini, telah memiliki pengalaman yang luar biasa dalam menciptakan citarasa jenang tradisional berkualitas tinggi, diolah dengan bahan-bahan alami pilihan dan inovasi rasa bervariasi, menjadikan jenang ini pilihan tepat untuk oleh - oleh atau bingkisan. Tersedia dengan pilihan rasa yang menggugah selera, diantaranya adalah Jenang kombinasi coklat, susu, kacang tanah, kacang hijau, ketan hitam dan kelapa muda. Disamping itu, tersedia juga dodol tape sirsak, dodol melon, strawberry dan madu mongso.
Kudus merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang mempunyai berbagai macam industri di dalamnya. Selain industri rokok yang sudah terkenal pada skala internasional, kota Kudus juga tersohor dengan usaha kuliner, diantaranya soto kudus dan jenang kudus. Sampai tahun ini diperkirakan ada sekitar 40 pabrik usaha jenang yang terdapat di kota Kudus, 85% nya merupakan usaha mikro yang berskala kecil dan 15%-nya merupakan skala menengah dan besar.
Pabrik Jenang matahari merupakan salah satu pabrik jenang berskala menengah yang dimiliki oleh bapak A. Imam Sutiyo, yang terletak di desa Temulus 7/1, kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Pak Sutiyo mulai merintis usaha tersebut pada tahun 1992. Pada awalnya beliau bekerjasama dengan kakaknya, Ny. Saripah untuk mendirikan PJ Matahari dengan modal awal yang diperoleh dari bank BRI.  Namun, sekarang Ny. Saripah mendirikan pabrik jenang sendiri dengan nama PJ Garuda. Setelah bekerja sama dengan kakaknya, kemudian bapak Imam Sutiyo mendirikan usaha industri jenang kudus PJ. Matahari, didirikannya dengan alasan sebagai usaha matapencahariaan yang diharapkan dapat memberi pendapatan bagi keluarga sehari-hari. Selain itu juga bahan baku dari pembuatan jenang kudus itu sendiri yaitu tepung beras ketan, kelapa, dan gula mudah didapat di Kabupaten Kudus dengan harga terjangkau.
Pada zaman dahulu jenang kudus adalah salah satu jenis makanan yang disukai banyak orang dan dijadikan makanan tradisi adat kudus, yaitu disetiap acara pernikahan disyaratkan harus ada jenang kudus sebagai simbol adat istiadat setempat. Dalam istilahnya adalah, acara pernikahan tanpa jenang bagaikan sayur tanpa garam.
Dahulunya, Pak Sutiyo bekerja sebagai karyawan di salah satu pabrik jenang yang terkenal di kota Kudus yaitu Pabrik Jenang 33. Akan tetapi, setelah menikah, beliau memutuskan untuk keluar dari pabrik tersebut dan mendirikan usaha sendiri, yang telah mendapat ijin dari atasannya. Berbekal dari keterampilannya selama menjadi karyawan di pabrik jenang 33, sekarang Pak Sutiyo telah menjadi pengusaha yang sukses.


2.C. Kebijakan Perusahaan

Ø  VISI
                        Memperbanyak Produk untuk Pemasaran
Ø  MISI
Ø  Memperluas tempat usaha
Ø  Memperluas pasar
Ø  Memperbaiki mutu produk dan mutu manajemen
Ø  Memperbanyak tenaga kerja
Ø  Meningkatkan jumlah produksi







2.D. Analysa SWOT

            1.Item Investigasi dan Hasil Survey

No
Item Investigasi
Hasil Survey
1
Kekuatan

Mesin merupakan milik sendiri, yaitu mesin pengepres

Memiliki Merk Produksi (merk sudah izin)

Modal awal usaha modal sendiri

Memiliki karyawan yang profesional (terlatih) di bidangnya
2
Kelemahan

Tata letak usaha kurang rapi sehingga berpengaruh pada proses produksi

Tidak ada promosi lewat media-media pemberitaan

Tidak tahan lama
3
Peluang

Semakin banyaknya order

Mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha lain

Daerah pemasaran yang cukup luas (seluruh Kabupaten Kudus)
5
Ancaman

Pesaing yang terus bertambah dengan mutu produk pesaing yang tak kalah bagus

Perdagangan bebas tahun 2014

2. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

No
URAIAN
Tindak Lanjut

1

Kelemahan

Sebaiknya tata letak produksi diatur sedemikian rupa supaya memperlancar kelangsungan bekerja

Dalam meningkatkan dan mempercepat pemasaran produknya, pengusaha sebaiknya mempromosikan produknya lewat media

2

Ancaman

Pengusaha belum menyadari pentingnya pelatihan untuk mewujudkan kualitas produk yang lebih dari kualitas pesaing sehingga pelanggan dapat bertahan bahkan bertambah

Pengusaha belum menyadari  ancaman perdagangan bebas sehingga pengusaha belum berpikir akan mewujudkan kelebihan produknya dibanding produk pesaing

  

BAB III
 MASALAH DAN PEMECAHANNYA

3.A. Analysa Proses Produksi
            1.Item Investigasi dan Hasil Survey

NO
Item Investigasi
Hasil Survey
1
BAHAN BAKU
a.Sumber
Tepung beras ketan, gula, kelapa, air
b.Angkutan
Mobil box
c.Penyimpanan
Tempat usaha/gudang
d.Sortasi
Setelah bahan baku tiba di perusahaan
e.Sistem pembelian
Pembelian bahan baku yaitu dengam pemesanan (order)
f.Sistem Pengendalian
Bahan baku yang sudah datang disusun pada tempat usaha
g.Pengadaan bahan baku
Bahan baku selalu ada sebelum produksi berhenti
2
PROSES PENGOLAHAN
a.Alur pengangkutan bahan baku
Tidak ada pengangkutan ,karena bahan baku disimpan pada tempat usaha
b.Tahapan Proses
--------- ( tidak sedang berproduksi )
c.Pengangkutan barang jadi ke gudang
Barang jadi disimpan pada tempat usaha menunggu konsumen mengambilnya
d.Bahan tambahan
Margarine, wijen, vanili, aroma rasa (essence), kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, ketan hitam, dan lain-lain
3
PRODUKSI AKHIR
a.Tempat penyimpanan
Pada tempat usaha / gudang
b.Pengangkutan
Mobil box
c.Merek
Ada

2. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

NO
URAIAN
TINDAK LANJUT
1
Sertifikat Mutu
Sebaiknya perusahaan mengejar mutu produk dan mutu perusahaan (ISO) untuk memperkuat perhatian pemerintah

  
3.B. Tata Letak Pengangkutan dan Lapangan Kerja
            1.Item Investigasi dan Hasil Survey

NO
Item Investigasi
Hasil Survey
1
LINGKUNGAN KERJA
a.Luas tempat kerja
Ruang produksi 4x4 meter, ruang packing 4x4 meter
b.Sarana dan Prasarana
Mobil box
2
KONTROL PENGANGKUTAN
a.Manual
Semua pengangkutan di ruang produksi
b.Pakai Alat
Ada pengangkutan yang mengunakan alat pengangkutan.

            2. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

NO
URAIAN
TINDAK LANJUT
1
Sarana dan Prasarana
Disamping menyediakanmobil box, lingkungan kerja sebaiknya menyediakan tempat makan atau istirahat,dan tempat keagamaan bagi karyawan

3.C. Kualitas Produksi
            1.Item Investigasi dan Hasil Survey

NO
Item Investigasi
Hasil Survey
1
PRODUK CACAT
a.Salah mendesain
2 %
c.Tidak memenuhi standard (kerugian)
0 %
2
PROSES PRODUKSI
a.Efisiensi tenaga kerja
8 orang tenaga kerja

1 Shift
  
3.D. Kontrol Material Dan Pembelian
            1.Item Investigasi dan Hasil Survey

NO
Item Investigasi
Hasil Survey
1
KONTROL MATERIAL
a.Prosedur seleksi supplier
Kepercayaan, dan profesionalitas
2
PEMBELIAN BAHAN BAKU
a.Prosedur seleksi supplier
Kepercayaan, harga, ukuran













BAB IV
 PENUTUP

                        Demikianlah laporan diagnosis pada Home Industri JENANG MATAHARI. Semoga Laporan Diagnosis ini bermanfaat bagi yang membacanya terutama bagi pihak pengusaha dan pihak pemerintah guna peningkatan kualitas Industri Kecil dan Menengah (IKM) di kabupaten Kudus. Mohon maaf jika isi laporan diagnosis ini masih jauh dari harapan, namun penulis tetap terbuka hati menerima masukan terhadap penyempurnaan laporan diagnosis ini. Sekian dan terima kasih.