Senin, 19 Mei 2014

Perencanaan Tata Letak


PEMBAHASAN
A.    Pentingnya  Strategi Keputusan Tata Letak
Tata letak merupakan satu keputusan yang penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategi karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang differensiasi, biaya rendah dan respon cepat.
Tujuan dari strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Secara lebih terperinci layout fasilitas bertujuan untuk mengguanakan ruangan yang tersedian seefektif mungkin, meminimumkan biaya pengangan bahan dan jarak angkut, menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, menyederhanakan proses produksi, mendorong semangat dan efektivitas kerja para karyawan dan barang-barang yang sedang diproses, serta menghindari berbagai bentuk pemborosan.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam stategi tata letak adalah sebagai berikut:
1.      Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2.      Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik.
3.      Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4.      Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5.      Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).
Dan tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:
1.      Peralatan penanganan bahan.
2.      Kapasitas dan persyaratan luas ruang.
3.      Lingkungan hidup dan estetika.
4.      Aliran informasi.
5.      Biaya perpindahan antar-wilayah kerja yang berbeda.
B.     Perencanaan Layout
Langkah pertama yang harus dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah melihat pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi-fungsi yang dimiliki produk tersebut. Manajemen selalu berusaha membuat barang-barang dengan kualitas yang baik dan biaya serendah mungkin, sehingga perlu ditentukan perencanaan produk dengan layout berdasarkan perbandingan teknis dan biayanya.
Langkah selanjutnya dalam merencanakan layout adalah menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Untuk melaksanakan ini, maka faktor efisiensi menunjukkan bahwa pabrik mungkin tidak beroperasi pada kapasitas penuh (100%), dan hal ini menimbulkan kekeliruan sceduling, semakin rendah faktor efisiensi, semakin besar kapasitas yang dibutuhkan. Jadi apabila diperlukan 1000 satuan produk dan tiap satuan produk membutuhkan 0,4 jam kerja, maka total jam mesin yang dibutuhkan yaitu:
             (apabila faktor efisiensinya adalah 70%)
Waktu 0,4 jam kerja mesin per satuan produk diperoleh dari waktu standar atau waktu yang diperkirakan dengan memerhatikan cadangan kerusakan 4%, mak hal ini akan menaikkan total jam kerja mesin yang dibutuhkan menjadi:
Apabila digunakan 40 jam kerja per minggu dalam setiap tahun, maka jumlah kebutuhan mesinya :
C.    Tipe-Tipe Tata Letak
1.      Tata letak dengan posisi tetap
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembangunan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.
Kelebihan layout dengan posisi tetap:
a.       Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda-beda.
b.      Dapat diletakkan dimana saja sesuai kebutuhan.
c.       Tidak memerlukan bangunan pabrik.
Kelemahan layout dengan posisi tetap:
a.       Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layoutnya
b.       Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit
c.       Biasanya keamanan barang-barang di sekitar pembuatan barang harus dijaga dengan baik karena rawan pencurian.
2.      Tata letak yang berorientasi pada proses
Tat letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat pembuatan produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau disaat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi  contoh yang baik bagi tata letak yang berorientasi pada proses adalah rumah sakit atau klinik.
      Kelebihan dari tata letak ini diantaranya:
a.       Adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja.
b.      Sangat baik untuk menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak yang berorientasi proses terletak pada Peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik.
Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, stategi yang paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk meminimalkan biaya penanganan bahan. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan tergantung kepada:
a.       Jumlah muatan (orang) yang harus dipindahkan diantara dua departemen selama bebrapa waktu
b.      Biaya memindahkan muatan (orang) yang berkaitan dengan jarak antar-departemen.
Tujuan fungsi tersebutdapat dinyatakan dengan rumus:
Biaya minimum = Xij Cij
Dimana n = jumlah total stasiun kerja atau departemen
                                    I,j = masing-masing departemen
                                    Xij= jumlah beban yang dipindahkan dari departemen i ke departemen j
                                    Cij=biaya untuk memindahkan beban antara departemen i dan departemen j


3.      Tata letak kantor
Perbedaan utama antara tata letak kantor (office Layout) dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para menejer menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan. Misalnya seorang direktur teknologi itu seharusnya: a. Dekat dengan wilayah para insinyur, b. Kurang dekat dengan sekretaris dan pusat data, c. Tidak perlu dekat dengan ruang fotokopi dan gudang.
4.      Tata letak ritel
Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi tergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak menejer ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Karena semakin besar produk yang dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengambilan investasi juga semakin tinggi.
Berikut lima ide yang digunakan dalam menentukan pengaturan toko secara keseluruhan:
a.       Tempatkan barang yang sering dibeli oleh pelanggan disekitar batas luar toko.
b.      Gunakan lokasi strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki nilai keuntungan besar. Seperti peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampo.
c.       Distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” yaitu barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja.
d.      Gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi.
e.       Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhatian pertama pelanggan.
Tujuan utama dari tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai kaki persegi. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan diantaranya:
a.       Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan yaitu karakteristik latar belakang seperti pencahayaan, suara, bau dan suhu.
b.      Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi meliputi rencana pola sirkulasi pelanggan karakteristik lorong dan pengelompokan produk.
c.       Tanda, simbol dan patung yang merupakan karakteristik desain bangunan yang memiliki arti sosial.
5.      Tata letak gudang
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal diantara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi barang masuk, penyimpanan dan transportasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang. Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan penyusutan, tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan bahan dalam gudang.
Ada dua istilah yang digunakan dalam tat letak gudang dan penyimpanan yaitu:
Cross-Docking berarti menghindari penempatan bahan atau barang-barang dalam gudang dengan langsung memproses mereka saat diterima.
Dalam Customizing gudang dapat menjadi tempat dimana nilai ditambahkan melalui customizing ini. Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang berguna untuk menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar dimana terdapat perubahan produk yang sangat cepat.

6.      Tata letak proses produksi berulang dan berorientasi pada produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau lembaga yang sama dengan memiliki volume tinggi, dan bervariasi rendah. Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan lini perakitan. Lini pabrikasi membuat komponen seperti ban mobil atau komponen logam sebuah kulkas pada mesin. Sedangkan lini perakitan meletakkan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Lini pabrikasi cenderung dipacu oleh mesin dan membutuhkan perubahan mekanis dan rekayasa untuk membuat keseimbangan. Sedangkan lini perakitan cenderung dipacu oleh tugas yang diberikan kepada karyawan atau pada stasiun kerja. Karena itu, lini  perakitan dapat diseimbangkan dengan memindahkan satu tugas dari satu orang ke orang lainnya.
      Tujuan manajemen adalah untuk menciptakan aliran yang halus dan kontinu di sepanjang lini perakitan dengan waktu kosong yang minimal pada setiap stasiun kerja. Lini perakitan yang seimbang memiliki keunggulan dari utilisasi karyawan dan fasilitas yang tinggi dan kesamaan beban kerja antar karyawan. Beberapa kontrak dari serikat pekerja masyarakat bahwa beban kerja harus sama atau hampir sama di antara pekerja yang berada pada lini perakitan yang sama.. tujuan tata letak yang berorientasi pada produk adalah untuk meminimalkan ketidakseimbangan dalam lini pabrikasi atau perakitan.
      Keuntungan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1.      Rendahnya biaya variable per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2.      Biaya penanganan bahan yang rendah.
3.      Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4.      Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
5.      Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1.      Dibutuhkan volume yang tinggi.
2.      Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga tergangggu.
3.      Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang berbeda.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya strategi keputusan tat letak (layout fasilitas) untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Secara lebih terperinci layout fasilitas bertujuan untuk mengguanakan ruangan yang tersedian seefektif mungkin, meminimumkan biaya pengangan bahan dan jarak angkut, menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, menyederhanakan proses produksi, mendorong semangat dan efektivitas kerja para karyawan dan barang-barang yang sedang diproses, serta menghindari berbagai bentuk pemborosan.
Dan langkah pertama yang harus dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah melihat pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi-fungsi yang dimiliki produk tersebut. Langkah selanjutnya dalam merencanakan layout adalah menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
Selanjutnya, tipe-tipe pendekatan tata letak, antara lain:
a.       Tata letak dengan posisi tetap
b.      Tata letak yang berorientasi pada proses
c.       Tata letak kantor
d.      Tata letak ritel
e.       Tata letak gudang
f.       Tata letak proses produksi berulang dan berorientasi pada produk




DAFTAR PUSTAKA
Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000.
Hery Prasetya, Fikri Lukiastuti, Manajemen Operasi, Medpress, Yogyakarta, 2009.
Jay Heizer, Barry Render, Operations Mnanagement, ed. Ke7, Salemba Empat, Jakarta,2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar