LAPORAN HASIL DIAGNOSIS INDUSTRI KECIL MENENGAH “JENANG
MATAHARI” DI DESA TEMULUS KABUPATEN KUDUS
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terwujudnya
Laporan Hasil Diagnosis pada Home Industri JENANG MATAHARI. Semoga Laporan ini
dapat memberikan manfaat terhadap Stakeholder IKM di Kabupaten Kudus dan
terhadap Home Industri JENANG MATAHARI sendiri.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan perusahaan yang
lebih banyak jumlahnya di negara kita Indonesia khususnya Kabupaten Kudus yang
kita inginkan untuk lebih maju ini. Seiring perkembangan jumlah IKM yang cukup
pesat di Kabupaten Kudus, diharapkan pula lebih banyak uluran material / non
material dari pemerintah untuk memajukan IKM di Kabupate Kudus.
Kebanyakan IKM dewasa ini banyak memprihatinkan karena
kemampuan menerapkan manajemen perusahaaan yang belum begitu baik terhadap
bidang-bidang manajemen perusahaan, dalam hal ini mereka belum begitu mendapat
perhatian yang serius dari pemerintah. Salah satu faktor juga mengapa demikian
karena tingkat pendidikan para pengusaha IKM rendah.
Dengan kondisi demikian, mau tidak mau pengusaha IKM
khususnya pengusaha Home Industri JENANG MATAHARI harus terus meningkatkan
pendidikan dan memperbanyak pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan
pendalaman profesi sebagai pengusaha. Di samping itu mereka tetap membutuhkan
partisipasi dan perhatian dari aparatur pemerintah guna meningkatkan manajemen
perusahaan mereka, produksi pemasaran, keuangan, hingga meningkatkan daya saing
produk IKM mereka.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula
dengan penulisan Laporan Hasil Diagnosis pada Home Industri JENANG MATAHARI masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap
dinantikan demi kesempurnaan penulisan laporan ini.
Kudus,
20 Maret 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.A. Latar Belakang
Keberhasilan bidang industri akan berdampak luas antara lain terhadap perluasan
kesempatan kerja dan perusahaan, pendapatan devisa, peningkatan nilai produksi,
peningkatan daya saing industri,kulitas SDM serta penguasaan teknologi.
Mengingat
perindustrian sebagai motor penggerak yang efisien dalam mewujudkan
pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan, kemajuan dan kemandirian bangsa, maka industri
harus mengembangkan misi sebagai penggerak utama dan ujung tombak pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dengan senantiasa mengamankan neraca perdagangan dan
mengendalikan inflasi di dalam era perdagangan yang semakin bebas.
Seiring dengan itu maka strategi pembagunan industri adalah meningkatkan
efisiensi, produktivitas dan peran serta masyarakat yang didorong oleh
terwujudnya koordinasi,integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi secara sinergi
dalam memanfaatkan sumber daya. Di bidang industri kebijakan pembangunan
industri difokuskan untuk mengembangkan industri yang efisien dengan wawasan ke
depan dengan kualitas produknya yang semakin baik sehingga dapat bersaing, baik
di pasar dalam negeri maupun ekspor dengan nilai tambah yang tinggi, Kualitas
produksi dalam negeri yang baik akan menimbulkan rasa cinta masyarakat konsumen
kepada produk dalam negeri, berdampak pada perluasan pasar yang dapat
meningkatkan efisiensi industri nasional dan sekaligus menekan laju
pertumbuhan impor sebagai dampak dari perdagangan bebas.
Berdasarkan uraian tersebut di atas untuk mengurangi
kesenjangan kemampuan antar pelaku ekonomi dengan pelaku industri, dilakukan
kegiatan untuk meningkatkan peran industri kecil melalui peningkatan kemampuan
mengelola usaha dan wawasan kewiraswastaan yaitu dengan melakukan atau
melaksanakan diagnosis pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang ada. Hasil
diagnosis IKM tersebut akan dituliskan dalam bentuk laporan. Laporan ini dapat
menjadi panduan (penuntun) bagi pihak pemerintah terutama pihak pengusaha
IKM tersebut. Maksudnya dengan adanya laporan ini pemerintah dapat mengambil
langkah-langkah untuk memajukan IKM tersebut. Dengan laporan ini juga pengusaha
dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ada pada perusahaannya
sehingga si pengusaha dapat mengambil keputusan untuk melaksanakan tindak
lanjut dari permasalahan yang ada. Dengan adanya hal tersebut diharapkan adanya
kemajuan dan peningkatan pada IKM tersebut.
1.B. Maksud dan Tujuan
Maksud pelaksanaan diagnosis ini untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan.
Tujuan pelaksanaan diagnosis ini adalah untuk
mengetahui perkembangan Home Industri JENANG MATAHARI, sehingga gambaran
perkembangan perusahaan tersebut bisa didapatkan lebih jelas, dan jawaban-jawaban
permasalahan terhadap perkembangan Home Industri JENANG bisa disampaikan kepada
pengusaha itu sendiri.
1.C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup diagnosis Home Industri JENANG MATAHRI adalah diagnosis terhadap
Analisa SWOT, Analisa Proses Produksi, Tata Letak, Pengangkutan dan Lapangan
Kerja, Kualitas Produksi, Kontrol Material dan pembelian.
BAB
II
GAMBARAN
UMUM PERUSAHAAN
2.A. Profil Home Industri JENANG
MATAHARI
Ø Nama IKM :
JENANG MATAHARI
Ø Nama
Pemilik
: A. Imam Sutiyo
Ø Alamat
Rumah : Desa
Temulus 7/1, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus
Ø Tempat
Usaha :
Desa Temulus 7/1, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus
Ø Didirikan
: Tahun 1992
Ø Modal awal usaha : Rp.±
4.000.000,- ( modal sendiri )
Ø Pelanggan
: warga Desa Temulus dan sekitarnya dan di Kabupaten Kudus
Ø Jumlah
karyawan : 8 Orang
Ø Waktu
kerja
: Senin – Sabtu, 08.00 WIB – 16.00 WIB
2.B. Riwayat Perusahaan
Jenang
Matahari di desa Temulus adalah makanan khas Indonesia diproduksi oleh PJ. Matahari
Kudus Jawa Tengah - Indonesia. Perusahaan yang memproduksi jenang dengan merk
Matahari ini, telah memiliki pengalaman yang luar biasa dalam menciptakan
citarasa jenang tradisional berkualitas tinggi, diolah dengan bahan-bahan alami
pilihan dan inovasi rasa bervariasi, menjadikan jenang ini pilihan tepat untuk
oleh - oleh atau bingkisan. Tersedia dengan pilihan rasa yang menggugah selera,
diantaranya adalah Jenang kombinasi coklat, susu, kacang tanah, kacang hijau,
ketan hitam dan kelapa muda. Disamping itu, tersedia juga dodol tape sirsak,
dodol melon, strawberry dan madu mongso.
Kudus merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang
mempunyai berbagai macam industri di dalamnya. Selain industri rokok yang sudah
terkenal pada skala internasional, kota Kudus juga tersohor dengan usaha
kuliner, diantaranya soto kudus dan jenang kudus. Sampai tahun ini diperkirakan
ada sekitar 40 pabrik usaha jenang yang terdapat di kota Kudus, 85% nya
merupakan usaha mikro yang berskala kecil dan 15%-nya merupakan skala menengah
dan besar.
Pabrik Jenang matahari merupakan salah satu pabrik jenang
berskala menengah yang dimiliki oleh bapak A. Imam Sutiyo, yang terletak di
desa Temulus 7/1, kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Pak Sutiyo mulai merintis
usaha tersebut pada tahun 1992. Pada awalnya beliau bekerjasama dengan
kakaknya, Ny. Saripah untuk mendirikan PJ Matahari dengan modal awal yang
diperoleh dari bank BRI. Namun, sekarang Ny. Saripah mendirikan pabrik
jenang sendiri dengan nama PJ Garuda. Setelah bekerja sama
dengan kakaknya, kemudian bapak Imam Sutiyo mendirikan usaha industri jenang
kudus PJ. Matahari, didirikannya dengan alasan sebagai usaha matapencahariaan
yang diharapkan dapat memberi pendapatan bagi keluarga sehari-hari. Selain itu
juga bahan baku dari pembuatan jenang kudus itu sendiri yaitu tepung beras
ketan, kelapa, dan gula mudah didapat di Kabupaten Kudus dengan harga
terjangkau.
Pada zaman dahulu
jenang kudus adalah salah satu jenis makanan yang disukai banyak orang dan
dijadikan makanan tradisi adat kudus, yaitu disetiap acara pernikahan
disyaratkan harus ada jenang kudus sebagai simbol adat istiadat setempat. Dalam
istilahnya adalah, acara pernikahan tanpa jenang bagaikan sayur tanpa garam.
Dahulunya, Pak Sutiyo bekerja
sebagai karyawan di salah satu pabrik jenang yang terkenal di kota Kudus yaitu
Pabrik Jenang 33. Akan tetapi, setelah menikah, beliau memutuskan untuk keluar
dari pabrik tersebut dan mendirikan usaha sendiri, yang telah mendapat ijin
dari atasannya. Berbekal dari keterampilannya selama menjadi karyawan di pabrik
jenang 33, sekarang Pak Sutiyo telah menjadi pengusaha yang sukses.
2.C. Kebijakan Perusahaan
Ø VISI
Memperbanyak Produk untuk Pemasaran
Ø MISI
Ø Memperluas tempat usaha
Ø Memperluas pasar
Ø Memperbaiki mutu produk dan mutu
manajemen
Ø Memperbanyak tenaga kerja
Ø Meningkatkan jumlah produksi
2.D. Analysa SWOT
1.Item Investigasi dan Hasil Survey
No
|
Item Investigasi
|
Hasil Survey
|
1
|
Kekuatan
|
Mesin merupakan milik sendiri,
yaitu mesin pengepres
Memiliki Merk Produksi (merk sudah
izin)
Modal awal usaha modal sendiri
Memiliki karyawan yang profesional
(terlatih) di bidangnya
|
2
|
Kelemahan
|
Tata letak usaha kurang rapi
sehingga berpengaruh pada proses produksi
Tidak ada promosi lewat
media-media pemberitaan
Tidak tahan lama
|
3
|
Peluang
|
Semakin banyaknya order
Mampu bersaing dengan
pengusaha-pengusaha lain
Daerah pemasaran yang cukup luas (seluruh
Kabupaten Kudus)
|
5
|
Ancaman
|
Pesaing yang terus bertambah
dengan mutu produk pesaing yang tak kalah bagus
Perdagangan bebas tahun 2014
|
2. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
No
|
URAIAN
|
Tindak
Lanjut
|
1
|
Kelemahan
|
Sebaiknya tata letak produksi
diatur sedemikian rupa supaya memperlancar kelangsungan bekerja
Dalam meningkatkan dan mempercepat
pemasaran produknya, pengusaha sebaiknya mempromosikan produknya lewat media
|
2
|
Ancaman
|
Pengusaha belum menyadari
pentingnya pelatihan untuk mewujudkan kualitas produk yang lebih dari
kualitas pesaing sehingga pelanggan dapat bertahan bahkan bertambah
Pengusaha belum menyadari
ancaman perdagangan bebas sehingga pengusaha belum berpikir akan mewujudkan
kelebihan produknya dibanding produk pesaing
|
BAB
III
MASALAH
DAN PEMECAHANNYA
3.A. Analysa Proses Produksi
1.Item Investigasi dan Hasil Survey
NO
|
Item
Investigasi
|
Hasil
Survey
|
1
|
BAHAN
BAKU
|
|
a.Sumber
|
Tepung beras ketan, gula, kelapa,
air
|
|
b.Angkutan
|
Mobil box
|
|
c.Penyimpanan
|
Tempat usaha/gudang
|
|
d.Sortasi
|
Setelah bahan baku tiba di
perusahaan
|
|
e.Sistem pembelian
|
Pembelian bahan baku yaitu dengam
pemesanan (order)
|
|
f.Sistem Pengendalian
|
Bahan baku yang sudah datang
disusun pada tempat usaha
|
|
g.Pengadaan bahan baku
|
Bahan baku selalu ada sebelum produksi
berhenti
|
|
2
|
PROSES
PENGOLAHAN
|
|
a.Alur pengangkutan bahan baku
|
Tidak ada pengangkutan ,karena
bahan baku disimpan pada tempat usaha
|
|
b.Tahapan Proses
|
--------- ( tidak sedang
berproduksi )
|
|
c.Pengangkutan barang jadi ke
gudang
|
Barang jadi disimpan pada tempat
usaha menunggu konsumen mengambilnya
|
|
d.Bahan tambahan
|
Margarine,
wijen, vanili, aroma rasa (essence), kacang tanah, kacang kedelai,
kacang hijau, ketan hitam, dan lain-lain
|
|
3
|
PRODUKSI
AKHIR
|
|
a.Tempat penyimpanan
|
Pada tempat usaha / gudang
|
|
b.Pengangkutan
|
Mobil box
|
|
c.Merek
|
Ada
|
|
2. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
NO
|
URAIAN
|
TINDAK LANJUT
|
1
|
Sertifikat Mutu
|
Sebaiknya perusahaan mengejar mutu
produk dan mutu perusahaan (ISO) untuk memperkuat perhatian pemerintah
|
3.B. Tata Letak Pengangkutan dan
Lapangan Kerja
1.Item Investigasi dan Hasil Survey
NO
|
Item Investigasi
|
Hasil Survey
|
1
|
LINGKUNGAN
KERJA
|
|
a.Luas tempat kerja
|
Ruang produksi 4x4 meter, ruang
packing 4x4 meter
|
|
b.Sarana dan Prasarana
|
Mobil box
|
|
2
|
KONTROL
PENGANGKUTAN
|
|
a.Manual
|
Semua pengangkutan di ruang
produksi
|
|
b.Pakai Alat
|
Ada pengangkutan yang mengunakan
alat pengangkutan.
|
2. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
NO
|
URAIAN
|
TINDAK LANJUT
|
1
|
Sarana dan Prasarana
|
Disamping menyediakanmobil box,
lingkungan kerja sebaiknya menyediakan tempat makan atau istirahat,dan tempat
keagamaan bagi karyawan
|
3.C. Kualitas Produksi
1.Item Investigasi dan Hasil Survey
NO
|
Item Investigasi
|
Hasil Survey
|
1
|
PRODUK
CACAT
|
|
a.Salah mendesain
|
2 %
|
|
c.Tidak memenuhi standard
(kerugian)
|
0 %
|
|
2
|
PROSES
PRODUKSI
|
|
a.Efisiensi tenaga kerja
|
8 orang tenaga kerja
1 Shift
|
3.D. Kontrol Material Dan Pembelian
1.Item Investigasi dan Hasil Survey
NO
|
Item Investigasi
|
Hasil Survey
|
1
|
KONTROL
MATERIAL
|
|
a.Prosedur seleksi supplier
|
Kepercayaan, dan profesionalitas
|
|
2
|
PEMBELIAN
BAHAN BAKU
|
|
a.Prosedur seleksi supplier
|
Kepercayaan, harga, ukuran
|
BAB
IV
PENUTUP
Demikianlah laporan diagnosis pada
Home Industri JENANG MATAHARI. Semoga Laporan Diagnosis ini bermanfaat bagi
yang membacanya terutama bagi pihak pengusaha dan pihak pemerintah guna
peningkatan kualitas Industri Kecil dan Menengah (IKM) di kabupaten Kudus.
Mohon maaf jika isi laporan diagnosis ini masih jauh dari harapan, namun
penulis tetap terbuka hati menerima masukan terhadap penyempurnaan laporan
diagnosis ini. Sekian dan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar