MANAJEMEN,
PERENCANAAN, DAN PENGORGANISASIAN DALAM BISNIS
MAKALAH
Di susun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Manajemen Syari’ah
Dosen pengampu : Abdul Jalil
Disusun oleh :
Layyina Mawarda : 212
412
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
SYARI’AH / MBS
TAHUN
2013
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Fungsi Manajemen
Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli seperti
Fayol, Terry, Taylor itu berbeda-beda, tetapi yang terpenting memiliki maksud
yang sama. Perbedaan yang ada hanyalah terletak pada latar belakang keahlian
masing-masing, sehingga tinjauan manajemennya berasal dari segi yang berbeda
pula.[1]
Dalam Encyclopedia of the Social Sciense dikatakan bahwa
manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
Haiman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai
sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk
mencapai tujuan bersama.
Menurut George R. Terry, manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.[2]
Professor Oei Liang Lee mengemukakan pendapat bahwa manajemen
adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi tentang manajemen tersebut, yang dipaparkan oleh
Professor Oei Liang Lee dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen mempunyai lima
fungsi, yaitu:[3]
1.
Perencanaan
2.
Pengorganisasian
3.
Pengarahan
4.
Pengkoordinasian
5.
Pengawasan
Kita sangat membutuhkan manajemen dalam sebuah organisasi atau
perusahaan. Organisasi tanpa manajemen akan kacau dan bahkan mungkin gulung
tikar. Hal ini terbukti dengan jelas di dalam situasi tidak normal seperti
adanya bencana, ketika organisasi sedang tidak teratur atau mengalami
kemunduran. Di dalam keadaan yang membahayakan organisasi tersebut manajemen
sangat dibutuhkan untuk membenahi organisasi agar menjadi baik.[4]
B.
Perencanaan
dalam Bisnis
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung
usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih
dahulu daripada fungsi pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengawasan. Ini merupakan salah satu sifat utama dari perencanaan.[5]
Berbagai definisi tentang perencanaan dikemukakan oleh beberapa
ilmuan. Pertama, definisi yang dikemukakan oleh Newman bahwa perencanaan adalah
penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Kedua, Louis A. Allen
mengatakan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Ketiga,
hampir mendekati pendapat yang dikemukakan oleh Louis A. Allen, Charles
Bettleheim berpendapat bahwa dalam setiap rencana terdapat dua elemen, yaitu
tujuan dan alat yang perlu untuk mencapai tujuan itu. Keempat, Koontz dan
O’donnel berpendapat lain lagi bahwa perencanaan adalah fungsi seorang manajer
yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternative dari tujuan,
kebijaksanaan, prosedur, dan program.
Pada umumnya suatu rencana yang baik memuat enam unsur, yaitu : the
what, the why, the where, the when, the who, dan the how. Jadi, suatu rencana
yang baik harus memberikan jawaban kepada enam pertanyaan berikut:
a.
Tindakan
apa yang harus dikerjakan?
b.
Apakah
sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?
c.
Di
manakah tindakan itu harus dilaksanakan?
d.
Kapankah
tindakan itu dilaksanakan?
e.
Siapakah
yang akan mengerjakan tindakan itu?
f.
Bagaimanakah
caranya melaksanakan tindakan itu?
Ada
yang berpendapat bahwa suatu rencana mengandung unsur-unsur sebagai
berikut:[6]
a.
Tujuan
perusahaan
b.
Politik
perusahaan
c.
Prosedur
d.
Budget
e.
Program
Dibanding dengan fungsi-fungsi yang lain, perencanaan adalah sangat
penting sebab merupakan fungsi dasar bagi fungsi-fungsi tersebut. Adapun
kegunaan daripada perencaan adalah:[7]
a.
Mengurangi
ketidakpastian serta perubahan waktu mendatang
Waktu yang akan dating bersifat tidak statis, akan tetapi selalu
bersifat dinamis dan berubah-ubah. Oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan.
b.
Mengarahkan
perhatian pada tujuan
Perencanaan dibuat untuk digunakan sebagai penentu arah di dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencaan yang baik akan memberikan arah
dari masing-masing bagian dalam organisasi menuju kepada satu sasaran/tujuan
yang telah ditetapkan.
c.
Memperingan
biaya
Perencanaan memungkinkan diadakan penghematan ongkos-ongkos, sebab
semua kegiatan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
d.
Sarana
untuk mengadakan pengawasan
Hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang sulit untuk diukur
keefektifannya tanpa adanya perencanaan.
Perencanaan mempunyai sifat keutamaan dan bersifat luas, ini
berarti bahwa perencanaan itu baik. Selain kebaikan-kebaikan, perencanaan juga
mempunyai kelemahan-kelemahan. Adanya kelemahan ini disebabkan oleh faktor yang
mempunyai sifat membatasi perencanaan.[8]
a.
Sulitnya
mencari anggapan secara teliti
Keadaan mendatang yang penuh dengan ketidak-pastian sulit untuk
diramalkan secara pasti dan tepat. Oleh karena itu anggapan-anggapan yang tepat
pun sulit untuk ditentukan.
b.
Perubahan
yang sangat cepat
Suatu kehidupan yang bersifat dinamis dapat dikatakan baik. Akan
tetapi, jika perubahan yang terjadi terlalu cepat, maka dapat menimbulkan
berbagai kesulitan dalam menyusun suatu perencanaan. Perubahan yang terlalu
cepat mungkin tidak dapat diduga sebelumnya walaupun sudah diadakan peramalan.
c.
Kekakuan
internal
Kekakuan internal merupakan kekakuan yang tercipta dan berasal dari
dalam perusahaan, dapat berupa:
1.
Kekakuan
psikologis
2.
Kekakuan
karena adanya prosedur dan kebijakan
3.
Kekakuan
sumber daya dan dana
d.
Kekakuan
eksternal
Kekakuaneksternal ini sangat sulit untuk dikendalikan dan diawasi
oleh para manager karena sangat berkaitan dengan masalah-masalah: social-politik,
teknologi, kebudayaan geografi,
perekonomian dan sebagainya.
e.
Waktu
dan biaya
Untuk menyusun suatu peramalan, waktu dikatakan tidak terbatas.
Namun kemampuan manusia untuk menggunakan waktu yang ada sangat terbatas.
Faktor biaya juga perlu diperhatikan dalam menyusun suatu
perencanaan. Faktor biaya sangat berkaitan dengan waktu. Makin lama waktu yang
dibutuhkan, maka makin besar pula biayanya. Demikian pula sebaliknya.
C.
Pengorganisasian
dalam Bisnis
Pengorganisasian mempunyai kata dasar organisasi. Kata organisasi
berasal dari istilah Yunani organon dan istilah Latin organoum
yang berarti alat, bagian, anggota, atau badan.
James D. Mooney berpendapat, bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan Chester I.
Barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu sistem dari aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.[9]
Jika ditinjau dari prosesnya, pengorganisasian merupakan usaha
untuk menyusun komponen-komponen pokok dengan sedemikian rupa. Sehingga dapat
dipakai sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian dapat
dikatakan sebagai proses menciptakan hubungan antara berbagai fungsi,
personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat
bermanfaat serta terarah pada suatu tujuan.
Dalam organisasi dapat menimbulkan hubungan-hubungan yang dapat berbentuk:[10]
1.
Hubungan
informal
Hubungan informal ini lebih banyak menyangkut hubungan manusiawi.
Termasuk hubungan informal ini antara lain: hubungan yang timbul secara tidak
sengaja, hubungan di luar tugas/pekerjaan, dan hubungan-hubungan lain yang
bersifat tidak resmi.
2.
Hubungan
formal
Hubungan formal ini merupakan bentuk hubungan yang dilakukan dengan
sengaja dan juga ditujukan di dalam bagan organisasi, pedoman organisasi atau
deskripsi jabatan yang ada.
Dalam
hubungan formal terdapat tiga hubungan dasar yaitu:
a.
Tanggung
jawab
Tanggung jawab ini yang dimaksud adalah kewajiban bagi individu
untuk melakukan tugas yang telah ditetapkan, dengan cara sebaik mungkin menurut
kemampuan serta pengarahan yang diterima. Cara penentuannya dapat dilakukan
dengan menggunakan azaz kesamaan. Dalam hal ini, fungsi-fungsi yang diberikan
harus dikelompokkan berdasarkan persamaan tugas-tugas yang ada.
b.
Wewenang
Wewenang ini yang dimaksud adalah hak untuk mengambil keputusan
tenang apa yang harus dilakukan oleh seseorang, juga merupakan hak untuk
meminta kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
c.
Pertanggung-jawaban
Arus pertanggung-jawaban disini merupakan kebalikan dari arus
wewenang. Pertanggung jawaban merupakan
hasil pekerjaan yang telah dicapai dimana hasil pekerjaan tersebut harus
dilaporkan kepada pihak yang berwenang.
Dalam suatu perusahaan atau organisasi dengan segala aktivitasnya,
terdapat hubungan diantara orang-orang yang menjalankan suatu organisasi. Untuk
itu diperlukan suatu bagan yang menggambarkan tentang hubungan tersebut
termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Sebenarnya dalam
bentuk organisasi ada bermacam-macam, tetapi pada pokoknya ada empat, yaitu:
organisasi garis (line organization), organisasi garis dan staf (line and staf
organization), organisasi fungsional (functional organization), komite
(commite), dan organisasi matrik.
1.
Organisasi
Garis
Bagan organisasi garis yaitu bagan organisasi yang melukiskan
wewenang garis (komando) para pejabat pada organisasi tersebut terhadap
pejabat-pejabat dibawahnya.[11]
Kelebihan organisasi garis, diantaranya:
a.
Pimpinan
hanya satu.
b.
Pimpinan
dapat mengambil keputusan dengan cepat.
c.
Pimpinan
dapat memberikan perintah secara langsung kepada bawahan dengan cepat.
d.
Hemat
anggaran, karena pengawasan hanya dipegang oleh satu orang saja.
Kekurangan
organisasi garis, diantaranya:
a.
Sering
terdapat birokasi yang menghambat jalannya perusahaan.
b.
Tugas
kurang efisien karena tidak adanya spesialisasi.
c.
Kurangnya
kerjasama diantara masing-masing bagian.
2.
Organisasi
Garis dan Staf
Harrington Emerson telah mengemukakan pendapat mengenai organisasi
garis dan staf. Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut oleh organisasi
besar, yang mempunyai karyawan dalam jumlah yang banyak serta memiliki tugas
yang beragam serta rumit.
Kelebihan organisasi garis dan staf, diantaranya:
a.
Dapat
digunakan oleh setiap organisasi besar.
b.
Pengambilan
keputusan yang sehat lebih mudah didapat karena adanya staf ahli.
c.
Perwujudan
“the right man in the right place” lebih
mudah dilaksansakan.
Kekurangan
organisasi garis dan staf, diantaranya:
a.
Solidaritas sukar diharapkan karena karyawan
tidak saling kenal.
b.
Koordinasi
kadang sukar diterapkan karena susunan organisasi rumit dan kompleks
3.
Organisasi
Fungsional
F. W. Taylor mengemukakan pendapat tentang organisai fungsional.
Organisasi fungsional merupakan sebuah organisasi dimana segelintir pimpinan
tidak mempunya bawahan yang jelas sebab atasan berwenang member komando kepada
setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.
Kelebihan organisasi fungsional, diantaranya:
a.
Pembidangan
tugas-tugas jelas
b.
Spesialisasi
karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
c.
Digunakan
tenaga ahli sesuai fungsi.
Kekurangan
organisasi fungsional, diantaranya:
a.
Sukar
mengadakan tour of duty karena adanya spesialisasi.
b.
Para
karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar melaksanakan koordinasi.[12]
4.
Organisasi
Komite
Komite sering dilakukan untuk mengumpulkan pendapat tentang
berbagai kegiatan dalam perusahaan. Misalnya komite budget mempunyai
anggota Kepala-kepala bagian dalam perusahaan, seperti Kepala Bagian Produksi,
Kepala Bagian Finansial dan Kepala Bagian Pemasaran. Mereka berusaha
mengalokasikan dana dengan menyusun suatu budget yang terbaik untuk seluruh
kegiatan perusahaan.
Kelebihan organisasi komite, diantaranya:
a.
Merupakan
sebuah forum untuk saling bertukar pendapat antar anggota.
b.
Keputusan
ditentukan secara bersama-sama.
c.
Koordinasi
lebih baik.
d.
Meningkatkan
pengawasan.
Kekurangan organisasi komite, diantaranya:
a.
Sulit
mempersiapkan pertemuan, karena masing-masing anggota memiliki kesibukan.
b.
Keharusan
untuk berkompromi.
c.
Sering
menimbulkan kesimpangsiuran dalam organisasi.
5.
Organisasi
Matrik
Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi garis
dan staf yang sudah ada. Organisasi ini disebut juga organisasi manajemen
proyek, dapat didefinisikan sebagai struktur organisasi dimana para spesialis
dari bagian-bagian yang berbeda disatukan untuk mengerjakan proyek khusus.
Kelebihan organisasi matrik, diantaranya:
a.
Luwes.
b.
Memberikan
metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik.
c.
Memberikan
alat inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi yang ada.
Kekurangan
organisasi matrik, diantaranya:
a.
Masalah
dapat muncul karena adanya pendekatan yang melanggar prinsip kesatuan perintah
yang tradisional.
b.
Konflik
dapat muncul antar manajer proyek dengan manajer di bagian lain.
c.
Manajer
proyek dapat menjumpai kesulitan dalam
mengembangkan tim terpadu dari orang yang mempunyai bagian berbeda.
[1]
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, Ed. 3, Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta, hlm. 82
[2] M.
Manullang, Dasar-dasar Manajemen, Cet. 16, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, hlm. 3
[3]
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, Op. cit, hlm. 82
[4]
Agus Subardi, Manajemen Pengantar, Ed. Revisi, Yogyakarta: Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, hlm. 2
[5]
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, Op. cit, hlm. 91
[6] M.
Manullang, Op. cit, hlm. 39-42
[7]
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, Op. cit, hlm. 93-94
[8]
Ibid, hlm. 98-101
[9] M.
Manullang, Op. cit, hlm 39
[10]
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, Op. cit, hlm 105-106
[11]
Agus Subardi, Op. cit, hlm. 90
[12]
M. Manullang, OP. cit, hlm. 62-64
Tidak ada komentar:
Posting Komentar