BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di awal perkembanganya, msyaakat
islam adalah masyarakat kecil yang didirikan berdasarkan falsafah yang
sederhana, yakni, mengajak (dakwah) manusia untuk beribadah kepada allah,
menegakan keadilan, dan memberikan perlakuan yang sama (egaliter) terhadap kaum
muslimin dan orang di sekitarnya. Dalam mmbahas perencanaan, seyogyanya
dipisahkan antara perencanaan strategis dengan perencanaan kebijakan dan
program kerja, dengan alas an, perencanaan strategi dikhususkan untuk
mengambarkan acuan umum dan garis-garis besar perencanaan, sedang perencanaan
kedua konsen terhadap kebijakan, program, tindakan yang harus diambil untuk
merealisasikan tujuan berdasarkan acuan umum yang telah ditentukan dalam
perencanaan strategis.
Secara definitive, stoner dan wankel (1993) memperkenalkan
istilah perencanaan strtegis (strategic planning) sebagai proses pemilihan
tujuan organisasi, penentuan kebijakan dan program yang diperlukan untuk
mencapai sasaran tertentudalam rangka mencapai tujuan, dan penetapan metode
yang dibutuhkan untuk menjamin agar kebijkan dan program strategis itu dapat
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang berkembang.
Perencanaan merupakan aktifitas
menajemen yang paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal untuk menjalankan
menajemen sebuah pekerjaan. Ia sangat berpengaruh terhadap unsur-unsur
manejemen lainya, seperti merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa
mewujudkan tujuan yang direncanakan.
B. Rumusan masalah
a. Bagaimana
perencanaan bisnis syariah?
b.
Bagaimana
pengorganisasian bisnis syariah?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Bisnis Syariah
1. Pengrtian perencanaan
Dalam
bidang apapun, termasuk dalam bisnis “perencanaan” merupakan fungsi utama dan
pertama dalam aktivitas keseharian. Ada beberapa rumusan pengertian tentang
perencanaan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
a.
Stom dan winkel (1993) dalam ahmad Ibrahim abu sina
menyebutkan; perencanaan itu adalah proses pemilihan tujuan organisasi,
penentuan kebijakan dan program, yang diperlukan dalam mencapai sasaran
tertentu dalam rangka mencapai tujuan, dan penetapan metode yang
dibutuhkanuntuk menjamin agar kebijakan dan program itu dapat dilaksanakan
sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang berkembang.
b.
Handoko merumuskan, perencanaan adalah proses dasar
dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.
c.
Hafidudin dan tanjung merumuskan, perencanaan adalah
kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang
terkait dengan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang optimal.
d.
Daft merumuskan, perencanaan adalah tindakan untuk
menentukan tujuna organisasi dan apa yang dibutuhkan untuk mencapainya.
e.
Abdullah merumuskan, perencanaan menempati posisi
yang sangat penting dalam manajemen, karena merupakan fungsi pertama dan utama
dari aktiitas manajemen, yang sangat berpengaruh terhadap fungsi-fungsi
manajemen yang lainya, dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dengan demikian dapat
disimpulkan:
Perencanaan
dalam arti umum adalah proses menentukan tujuan organisasi yang ingin dicapai
dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu dengan mengunakan sumber
daya organisasi yang meliputi: pengunaan sumberdaya manusia, keuangan,
material, mesin-mesin (peralatan), dan metode (cara) mengunakanya.
Dalam
arti ang khusus perencanaan dalam bisnis yaitu mendapatkan keuntungan yang
berkelanjuta dengan mengunkan sumberdaya
oragnisai yang meliputi pengunaan sumbe daya manusia, keuangan, material,
peralatan, dan metode yang diperlukan, secara efektif dan efisien.
2. Perencanaan dalam perspektif bisnis syariah
Perencanaan
dalam perspektif bisnis syariah adalah kegiatan awal bisnis syariah dalam
bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan bisnis yang dijalankan agar
mendapatkan hasil yang optimal.
Dalam
manajemen pada umumnya maupun manajemen bisnis syariah perencanaan merupakan
sunnatullah, sebagaiman dapat di pahami dari makna ayat al-qur’an berikut ini:
“hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada allah dan hendaklah setiap diri memperhartikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah,
sesunguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-hasyar; 18)
Selain
dari makna ayat tersebut juga dapat dipahami dari makna hadhist nabi Muhammad
SAW berikut:
“jika engkau ingin mengerjakn
sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuat itu bik,
ambilah dan jika perbuata itu jelek, mak tinggalkanlah. ” (H.R. ibnu mubarak).
Dari ayat
dan hadhist tersbut perencanaan adalah awal untuk memulai pekerjaan yang
didasari niat yang baik agar di ridhoi oleh Allah, selain itu dengan membuat
perencanaan terlebih dahulu maka pekerjaan dapat menjadi optimal dan mendaptkan
keuntungan.
3. Karakteristik perencanaan
Perencanaan
adalah kegiatan pertama dan utama yang d lam pelaksanaan aktivitas manajemen
yang berjalan secara berkesinambungan yang merupaka siklus dari tahun ke tahun
berikutnya, dan selalu mengalami penyempurnaan baik perbaikan maupun
pembaharuan. Oleh karena itu perencanaan memiliki karakteristik yang khusus,
diantaranya yang selalu kita rasakan:
a.
Perencanaan adalah proses yang tidak berakhir bila
perencanaan tersebut telah ditetapkan.
b.
Rencana yang telah ditetapkan harus
diimplementasikan.
c.
Selam proses implementasi dan pengawasan
rencana-rencana tersebut mungkin saja memerlukan revisi, modivikasi dan
penyesuaian disana sini untuk menyesuaikan dengan situasi an kondiso yang telah
terjdi dilapangan.
d.
Perencanaan kembali (mengkaji ulang perencanaan)
dapat menjadi factor penentu keberhasilan.
e.
Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan
fleksibelitas agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang baru
secepat mungkin.
4. Posisi perencanaan dalam fungsi-fungsi manajemen
Sebagaiman
dijelaskan di awal bahwa perencanaan itu merupakan fungsi utama dan pertama
dalam manajemen, maksudnya adalah bagaiman aktivitas fungsi-fungsimanajemen
yang lainnya itu sangat bergantung pada fungsi perencanaan yang meresap dan
menyinari fungsi-fungsi manajemen yang lainya (pengorganisaian, penyusunan
personalia, pengarahan dan pengawasan). Dengan demikian posisi perencanaan
sanagat stategis dan menentukan segalanya dalam aktivitas organisasi. Untuk
lebih jelasny dapa dilihat digambanr ini:
5. Tahap-tahap menyususn perencanaan
a. Menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan. Pada tahap ini perencnaan dimulai dengan
menetapkan keputusan tentang apa yang menjadi tujuan organisasi (lembaga
bisnis) itu.
b. Merumuskan
kaedaan saat ini. Memahami pengertian keadaan saat ini, bagi organisasi bisnis
sangat penting, karena dari situlah kita berangkat untuk mencapai tujuan
organisasi bisnis yang sudah dirumuskan dalam tahap pertama, dan apa saja yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
c. Mengidentifikasi
segala kekuatan, kelemahan dan segala peluan dan ancaman. Dengan memahami
segala situasi dan kondisi obyektif ini jita dapat mempersiapkan strategi yang
diperlukan memasuki keadaan itu dan berjuang untuk mencapai apa yang menjadi
tujuan organisasi bisnis, yaitu mendapatka keuntungan yang berkelanjutan.
d. Menggembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
bisnis yang sudah ditetapkan pada tahap pertama. Termasuk disini mempersiapkan,
membuat dan melakukan penilaian sebagai alternative, dan memilih alternative
kegiatan yang terbaik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan organisasi
bisnis.
Untuk
mempermudah memahami tahap-tahap dalam penyusunan perencanaan tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
|
|
|
|
|
B. Pengorganisasian bisnis syariah
Pengorganisasian (organizing)
merupakan fungsi manajemen yang menggabungkan sumber daya manusia dan bahan
melalui struktur formal dari tugas dan kewenangan. Hasil dari proses
pengorganisasian adalah organisasi (organization) adalah sekelompok orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama.
Boone & kurtz menggambarkan
langkah-langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan
aktivitas kerja khusus yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencana dan
mencapai tujuan.
2. Mengelompokkan
aktivitas kerja ke dalam pola logis atau stuktur.
3. Menyerahkan
aktivitas ke posisi dan orang yang spesifik serta mengalokasikan sumber daya
yang dibutuhkan.
4. Mengoordinasikan
aktivitas dari kelompok dan individu yang berbeda.
5. Mengevaluasi
hasil dari proses pengorganisasian.
Ajaran islam adalah ajaran yang
mendorong umatnya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisasi dengan
rapi. Hal ini dinyatakan dalam surat As-Saff: ucapan Ali bin Abi Thalib yang
sangat terkenal, yaitu; “hak dan kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, bisa dikalahkan oleh kebatilan yang
lebih terorganisasi dengan rapi”.
Berdasarkan perkataan Ali tresebut,
dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian sangatlah urgen, bahkan kebatilan
dapat mengalahkan suatu kebenaran yang tidak terorganisasi.
Organisasi dalam pandangan islam
bukan semata- mata wadah, melainkan lebih sebuah pekerjaan yang harus dilakukan
secara rapi. Organisasi lebih menekankan pengaturan mekanisme kerja. Dalam
sebuah organisasi, tentu ada pemimpin dan bawahan.
Setiap organisasi bisnis (besar
ataupun kecil), baik yang memproduksi barang maupun jasa, akan melakukan fungsi
dan aktivitas yang sama. Ada enam pokok aktivitas yang digarap oleh sebuah
entitas atau jasa;
1. Menciptakan
atau memproduk suatu barang atau jasa;
2. Memasarkan
produk kepada konsumen;
3. Membuat
dan mempertanggungjawabkan transaksi keuangan;
4. Merekrut,
memperkerjakan, melatih, dan mengevaluasi karyawan;
5. Memperoleh
dan mengelola dana;
6. Memproses
informasi.
Di samping itu, organisasi bisnis
juga menjalankan fungsi – fungsi manajemen yang relatif sama, seperti:
1. Merencanakan
tujuan bisnis, apa yang ingin dicapai;
2. Mengorganisasi
sumber daya yang dimilikinya;
3. Mempekerjakan
orang untuk mengoprasikan bisnis;
4. Membimbing
para karyawan untuk menjalankan bisnis;
5. Memantau
kemajuan yang dihadapi.
Manajemen dalam organisasi bisnis
dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan
bisnis melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning, organizing,
actuating, dan controlling dalam menggunakan sumber daya organisasi.
Karena itu, aplikasi manajemen organisasi hakikatnya adalah juga amal perbuatan
SDM organisasi bisnis yang bersangkutan.
Dengan demikian, keberadaan
manajemen organisasi dipandang pula sebagai suatu sarana untuk memudahkan
implementasi islam dalam kegiatan bisnis tersebut. Implementasi nilai-nilai
islam berwujud pada difungsikannya islam sebagai kaidah berpikir dan kaidah
amal dalam seluruh kegiatan bisnis. Nilai-nilai islam inilah sesungguhnya nilai
utama organisasi yang menjadi payung strategis hingga taktis dari seluruh
aktivitas perusahaan.
Agar suatu organisasi bisnis dapat
berjalan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan
sejumlah prinsip sebagai pedoman pelaksanaan. Terdapat tujuh prinsip organisasi
yang dinilai penting (hardjito, 1995; kadarman, et.al. 1996), yakni sebagai
berikut:
1. Perumusan tujuan, organisasi
haruslah memiliki tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan yang terlahir dari visi
dan misi yang gamblang serta berada dalam kendali nilai utama dalam organisasi
akan menjadi pedoman yang mantap bagi anggota, terutama dalam menentukan
langkah-langkah rasional yang harus ditempuh.
2. Kesatuan arah, dalam setiap struktur
organisasi pasti terdapat pemimpin/atasan dan anggota/bawahan. Setiap bawahan
hanya akan memiliki satu atasan. Bawahan hanya menerima perintah dari dan
bertanggung jawab kepada atasan nya. Kesatuan arah yang berpangkal dari
kesatuan visi organisasi akan membawa seluruh SDM organisasi kepada kesatuan
langkah guna mewujudkan tujuan organisasi.
3. Pembagian kerja,
langkah-langkah konkret yang telah ditetapkan guna mencapai tujuan organisasi
perlu dibagi dalam beberapa kelompok aktivitas, sehingga setiap bagian atau
unit kerja mengetahui secara jelas wewenang dan tanggung jawab yang diembannya.
Melalui penempatan SDM yang sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing,
akan mendorong tercapainya efisiensi kerja.
4. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab,
pendelegasian wewenang adalah prinsip berikutnya yang harus dilakukan setelah
pembagian kerja. Hal ini, dimaksudkan agar setiap bagian dapat menjalankan
semua kewenangan dan tanggung jawabnya. Tentu saja, dalam pelaksanaan
pendelegasian ini perlu memperhatikan aspek keseimbangan antara kewenangan dan
tanggung jawab pekerjaan agar tercipta mekanisme kerja yang sehat. Pada
gilirannya, pendelegasian wewenang yang baik juga akan memotivasi bawahan untuk
lebih percaya diri, bekerja lebih baik, kreatif, dan bertanggung jawab.
5. Koordinasi, pelaksanaan wewenang
setiap bagian tentu akan berkait dan memengaruhu bagian yang lain. Karena itu,
diperlukan koordinasi antar bagian. Prinsip ini menjadi penting mengingat dalam
prakteknya, kerap ditemukan kasus dimana suatu bagian tanpa sadar menjadi lebih
mementingkan bagiannya sendiri
6. Tingkat pengawasan, guna
memudahkan pengawasan, penyusunan struktur organisasi harus dilakukan dengan
memperhatikan tingkat-tingkat pengawasan secara struktural .
7.
Rentang
manajemen, efektivitas dan efisiensi pengendalian bawahan
dipengaruhi oleh rentang manajemen (rentang kendali), yakni berapa bawahan
langsung yang dapat diawasi secara efektif dan efisien yang jumlahnya
bergantung pada kondisi yang dihadapi. Disamping itu juga, terdapat rantai
komando, yaitu level hierarki pembuatan keputusan.ada sejumlah pendapat
berkaitan dengan span of control atau kemampuan seorang pemempin untuk
mengawasi bawahannya secara efektif. Hardjito berpendapat hanya sampai 5-10
orang bawahan, sedangkan handoko (1994) menyatakan hingga 3-8 orang bawahan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Perencanaan
dalam arti umum adalah proses menentukan tujuan organisasi yang ingin dicapai
dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu dengan mengunakan sumber
daya organisasi yang meliputi: pengunaan sumberdaya manusia, keuangan,
material, mesin-mesin (peralatan), dan metode (cara) mengunakanya.
Dalam
arti ang khusus perencanaan dalam bisnis yaitu mendapatkan keuntungan yang
berkelanjuta dengan mengunkan sumberdaya
oragnisai yang meliputi pengunaan sumbe daya manusia, keuangan, material,
peralatan, dan metode yang diperlukan, secara efektif dan efisien.
Perencanaan
memiliki karakteristik yang khusus
a.
Perencanaan adalah proses yang tidak berakhir bila
perencanaan tersebut telah ditetapkan.
b.
Rencana yang telah ditetapkan harus
diimplementasikan.
c.
Selam proses implementasi dan pengawasan
rencana-rencana tersebut mungkin saja memerlukan revisi, modivikasi dan
penyesuaian disana sini untuk menyesuaikan dengan situasi an kondiso yang telah
terjdi dilapangan.
d.
Perencanaan kembali (mengkaji ulang perencanaan)
dapat menjadi factor penentu keberhasilan.
e.
Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan
fleksibelitas agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang baru
secepat mungkin.
Pengorganisasian (organizing) merupakan fungsi
manajemen yang menggabungkan sumber daya manusia dan bahan melalui struktur
formal dari tugas dan kewenangan.
Terdapat
tujuh prinsip organisasi yang dinilai penting
1. Perumusan
tujuan,
2. Kesatuan
arah
3. Pembagian
kerja
4. Pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab
5. Koordinasi
6. Tingkat
pengawasan
7. Rentang
manajemen
DAFTAR PUSTAKA
M. ma’ruf Abdullah, manajemen
bisnis syariah, aswaja pressindo, jl. Plosokuning V no. 73 minomartani,
ngaglik, sleman Yogyakarta, hal. 117-118.
Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen
Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hal.,
75-76..
Muhammad Ismail Yusanto dan
Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Gema Insani
Press, Jakarta, 2002, hal., 118-119